Event

MRD pada Tumor Padat: Pemeriksaan Penting untuk Mencegah Kanker Kambuh

Ditulis oleh Medical Team KALGen Academia
25 July 2025
Bagikan
Share to Facebook Share to Twitter Share to Whatsapp

Meski kanker telah diangkat melalui operasi dan pasien telah menjalani kemoterapi atau terapi adjuvan lainnya, risiko kambuh tetap ada. Salah satu alasannya adalah karena masih ada sisa-sisa sel kanker di dalam tubuh yang tidak terdeteksi oleh alat pencitraan. Di sinilah peran pemeriksaan MRD (Minimal Residual Disease) menjadi sangat penting.


Apa Itu MRD?

Minimal Residual Disease (MRD) adalah istilah medis untuk menyebut sisa-sisa sel kanker yang sangat kecil yang mungkin masih ada di dalam tubuh setelah pasien menjalani operasi atau terapi utama. Pada tumor padat seperti kanker usus, payudara, atau lambung, sel kanker yang tersisa ini tidak selalu terdeteksi oleh CT scan atau tes pencitraan lainnya, namun bisa menjadi pemicu kekambuhan di kemudian hari.


Pemeriksaan MRD dilakukan melalui tes darah untuk mencari fragmen DNA kanker yang masih beredar di dalam aliran darah, yang disebut sebagai circulating tumor DNA (ctDNA). Pemeriksaan ini adalah pendekatan non-invasif dan sangat sensitif, yang memungkinkan dokter bisa melihat apakah kanker benar-benar telah hilang atau justru masih diam-diam berkembang.


Fungsi Pemeriksaan MRD pada Tumor Padat

1. Memastikan Keberhasilan Terapi

Pemeriksaan MRD membantu menilai apakah tubuh sudah benar-benar bersih dari sel kanker setelah operasi. Bila hasil MRD positif, artinya risiko kanker kambuh jauh lebih tinggi. Bila negatif, artinya kemungkinan besar pengobatan telah efektif. 


2. Mendeteksi Kekambuhan Lebih Awal

MRD dapat mendeteksi tanda-tanda kekambuhan 3–12 bulan lebih awal dibandingkan PET Scan. Ini memberi dokter waktu berharga untuk mengambil tindakan lebih tepat.


3. Panduan dalam Pengambilan Keputusan Terapi

Hasil MRD bisa menjadi panduan apakah pasien perlu mendapatkan terapi tambahan (adjuvan) atau tidak. 

MRD negatif: Pasien bisa menghindari terapi adjuvan yang mungkin tidak lagi dibutuhkan.

MRD positif: Dokter bisa meningkatkan terapi atau mengambil tindakan preventif tambahan agar kanker tidak kembali.


4. Menentukan Kebutuhan Terapi Tambahan

Melalui tes MRD yang berbasis darah (ctDNA), mutasi genetik yang spesifik bisa dikenali. Ini membuka peluang untuk pengobatan yang lebih presisi seperti terapi target atau imunoterapi yang disesuaikan dengan profil genetik kanker pasien.


5. Pemantauan Selama Remisi

Pada pasien yang sudah dinyatakan remisi, pemeriksaan MRD dapat dilakukan berkala untuk memastikan tidak ada sel kanker yang kembali tumbuh.


Mengapa Pemeriksaan MRD Penting untuk Tumor Padat?

Banyak pasien kanker yang merasa "aman" setelah selesai pengobatan, padahal masih ada risiko relaps yang tidak terdeteksi oleh alat konvensional. MRD hadir sebagai alat yang mendeteksi bahaya sebelum terlihat, sehingga terapi bisa lebih tepat sasaran dan personal.


Apakah Semua Pasien Perlu Tes MRD?

Tidak semua pasien memerlukan pemeriksaan MRD. Biasanya, dokter akan merekomendasikannya pada pasien dengan risiko relaps tinggi, atau pada kanker tertentu yang sudah tersedia teknologi MRD yang terverifikasi secara klinis. Saat ini, MRD telah mulai diterapkan secara luas dalam kanker kolorektal, payudara, lambung, paru dan beberapa jenis lainnya.


Inovasi dari KALGen Innolab

Pemeriksaan MRD pada tumor padat adalah indikator biologis dari sisa penyakit yang tidak terdeteksi secara radiologis. Teknologi ini tidak hanya mendeteksi kemungkinan relaps lebih dini, tetapi juga menjadi sarana penentuan arah terapi yang semakin krusial dalam tata laksana tumor padat. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, KALGen Innolab menghadirkan layanan KAL-Detect, pemeriksaan MRD berbasis ctDNA dengan pendekatan tumor-informed yang lebih personal dan akurat, sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan klinis yang lebih baik bagi pasien kanker.



Referensi: 

  1. Henriksen TV, Tarazona N, Reinert T, et al. Circulating tumor DNA as a minimal residual disease marker in solid tumors: A systematic review. JAMA Oncol. 2023;9(5):671–679. doi:10.1001/jamaoncol.2022.6135

  2. Chidharla A, Rapoport E, Agarwal K, Madala S, Linares B, Sun W, Chakrabarti S, Kasi A. Circulating Tumor DNA as a Minimal Residual Disease Assessment and Recurrence Risk in Patients Undergoing Curative-Intent Resection with or without Adjuvant Chemotherapy in Colorectal Cancer: A Systematic Review and Meta-Analysis. Int J Mol Sci. 2023 Jun 16;24(12):10230. doi: 10.3390/ijms241210230. PMID: 37373376; PMCID: PMC10298915. 

Baca Juga Yang Lainnya

Dua Pendekatan dalam Mendeteksi Sisa Kanker: Tumor-Informed vs Tumor-Agnostic
Ditulis oleh Medical Team KALGen Academia
31 July 2025
Mengapa Berhenti Merokok Menjadi Langkah Utama Pencegahan Kanker Paru
Ditulis oleh Medical Team KALGen Academia
30 July 2025
Paparan Silika dan Debu Industri: Pemicu Kanker Paru pada Non-Perokok
Ditulis oleh Medical Team KALGen Academia
29 July 2025
Artikel Lainnya
Dua Pendekatan dalam Mendeteksi Sisa Kanker: Tumor-Informed vs Tumor-Agnostic
tumor-informed-vs-tumor-agnostic
Mengapa Berhenti Merokok Menjadi Langkah Utama Pencegahan Kanker Paru
mengapa-berhenti-merokok-menjadi-langkah-utama-pencegahan-kanker-paru
Paparan Silika dan Debu Industri: Pemicu Kanker Paru pada Non-Perokok
paparan-silika-dan-debu-industri-pemicu-kanker-paru-pada-non-perokok
Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker yang Tersisa di Dalam Tubuh, Pasca Pengobatan?
cara-mendeteksi-kanker-yang-tersisa
LOADING ...